USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PAMERAN PENDIDIKAN SENI DAN BUDAYA DI LAPAS IIA BATAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM -GAGASAN ILMIAH
Diusulkan Oleh:
NURUL NADIA 11.05.0.098
SYARIFAH RIANTI SYAHNAZ 11.05.0.059
REZA BAGINDO 13.05.0.082
ASTRI YANIWATI 13.05.0.052
RENGGA RACHMAN S 13.05.0.126
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
2014
PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS
1.
Judul kegiatan : Pameran
Pendidikan Seni dan
Budaya di LAPAS
IIA
2.
Bidang Kegiatan : PKM-GT
3.
Ketua Pelaksana
Kegiatan
a.
Nama Lengkap : Nurul Nadia
b.
NIM :
11.05.0.098
c.
Jurusan : Pendidikan
Matematika
d.
Universitas/Institut : Universitas Riau Kepulauan
e.
Alamat rumah dan no
telp/Hp: Kawasan Industri Sekupang /
082170329961
f.
Alamat E-mail :
nurulnadya25@yahoo.co.id
4.
Anggota Pelaksana
Kegiatan/Penulis : 4 orang
5.
Dosen Pendamping
a.
Nama Lengkap dan
Gelar : Wilda Fasim Hasibuan, M.A.
b.
NIDN : 1012118405
c.
Alamat rumah dan no
telp/Hp : Perum Bambu Kuning blok B 22-21
6.
Biaya Kegiatan
Total
a.
DIKTI : Rp
3.000.000,00
b.
Sumber Lain : -
7.
Jangka Waktu
Pelaksanaan : 4 bulan
Batam, 15 Maret 2014
Menyetujui
Wakil/Pembantu Dekan atau Ketua
pelaksana Kegiatan
Ketua
Jurusan/Departemen/Program Studi/
Pembimbing Unit Kegiatan
Mahasiswa
(Tubagus Pamungkas, S.Si, M.Sc) (Nurul
Nadia)
NIP/NIK. 1007087902 NIM. 11.05.0.098
Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan/ Dosen
Pendamping
Direktur Politeknik/
Ketua Sekolah Tinggi,
(Dahrul Aman Harahap, S.Pt,
MM) (Wilda Fasim Hasibuan, M.A.)
NIP/NIK. 1015098303 NIM. 1012118405
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul
Halaman
Pengesahan
Daftar
Isi...................................................................................................................i
Ringkasan.................................................................................................................ii
Bagian
Inti
A. Pendahuluan
1.
Latar Belakang.................................................................................1
2.
Rumusan Masalah............................................................................3
3.
Tujuan Penulisan..............................................................................4
B. Gagasan
1.
Kondisi kekinian
pencetus gagasan.................................................5
2.
Solusi yang pernah
ditawarkan........................................................6
3.
Seberapa jauh dapat
diperbaiki........................................................7
4.
Pihak-pihak yang
dipertimbangkan untuk berpartisipasi.................8
5.
Langkah-langkah
strategis.............................................................11
Kesimpulan.............................................................................................................iv
Daftar
Pustaka..........................................................................................................v
Lampiran
1 : estimasi biaya
kegiatan......................................................................vi
Lampiran
2 : agenda
kegiatan................................................................................vii
Lampiran
3 : angket untuk penilaian kegiatan
pameran.......................................viii
Lampiran
4 :biodata ketua dan
anggota..................................................................ix
Lampiran
5 : susunan organisasi tim
penyusun.......................................................x
Lampiran
6 : surat pernyataan ketua
tim.................................................................xi
RINGKASAN
Lembaga pemasyarakatan atau yang lebih dikenal masyarakat
dengan istilah LAPAS adalah suatu tempat yang dijadikan wadah untuk melakukan
pembinaan terhadap orang-orang yang terlibat hukum pidana dan hukum perdata di
Indonesia. Orang-orang yang mendapat binaan di LAPAS biasa disapa dengan WBP
(Warga Binaan Pemasyarakatan). Konsep pemasyarakatan pertama kali digagas oleh Menteri Kehakiman Sahardjo
pada tahun 1962, dimana disebutkan bahwa tugas jawatan kepenjaraan bukan hanya
melaksanakan hukuman, namun ada tugas yang lebih berat yakni mengembalikan
orang-orang yang dijatuhi pidana ke lingkungan masyarakat.
Namun yang sering terjadi adalah tidak
sedikit dari mereka orang-orang yang
pernah melanggar hukum dan dibina di LAPAS mendapat perlakuan
yang kurang baik seperti pandangan yang merendahkan, dijauhi, bahkan
ditakuti dan tidak dipercaya untuk melakukan sebuah pekerjaan setelah meraka
kembali ke lingkungan masyarakat. Perlakuan-perlakuan seperti inilah yang membuat para WBP
merasa takut dan tidak percaya diri untuk terjun kembali ke lingkungan
masyarakat.
Para WBP diberikan kesempatan untuk mengembangkan minat
dan bakat mereka dengan adanya pelatihan-pelatihan. Pelatihan yang diberikan diharapkan
dapat
bermanfaat dan bernilai ekonomis, sehingga nantinya setelah mereka
bebas mereka dapat dengan
mudah untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri agar lebih mandiri. Namun kenyataannya, banyak dari masyarakat luar yang
tidak mengetahui kreativitas, semangat, dan perjuangan serta pengorbanan dari
para WBP untuk menjadi lebih baik. Masih banyak opini yang berkembang di masyarakat bahwa mereka yang pernah
menjadi WBP tidak layak untuk berbaur dengan masyarakat
luar kembali. Oleh sebab itu, untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap WBP
perlu diadakannya sebuah pameran pendidikan seni dan budaya, agar masyarakat luar
tidak lagi memandang negatif dan sebelah mata terhadap mereka.
Adapun tujuan dengan diadakannya acara pameran pendidikan seni dan budaya
adalah untuk mengubah pandangan masyarakat selama ini, sehingga nantinya saat
WBP kembali ke lingkungan masyarakat dapat diterima layaknya manusia biasa, tidak lagi diasingkan.
Selain itu manfaatnya adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri dari para WBP
sehingga mereka termotivasi untuk terus melakukan perubahan ke arah positif karena mereka
telah membayangkan bahwa mereka nantinya tidak akan diasingkan dan bisa
diterima oleh masyarakat luar.
Sebelumnya belum pernah dilakukan penyuluhan-penyuluhan
kepada masyarakat tentang hal ini. Sehingga opini atau persepsi masyarakat
sampai saat sekarang ini masih belum berubah. Upaya yang dilakukan oleh pihak
LAPAS adalah selalu menumbuhkan kepercayaan diri dan motivasi dari para WBP
dengan melakukan acara-acara pengajian, siraman rohani dan terus mengembangkan
program-program yang mendukung tujuan pembinaan. Sehingga upaya yang dilakukan terkesan
hanya sebelah pihak, sedangkan masyarakat tetap saja
tidak mengetahui apa saja hal-hal positif yang ada di dalam LAPAS.
Dengan diadakannya acara pameran pendidikan seni dan
budaya dengan mengundang masyarakat secara langsung ke LAPAS untuk melihat
hasil prakarya dan keativitas dari para WBP serta antusias dan semangat dari
para WBP untuk dapat diakui oleh masyarakat umum. Masyarakat akan melihat bahwa para WBP ternyata dapat melakukan hal yang berguna dan menciptakan suatu kreativitas dan
tidak kalah dengan mereka yang di luar
LAPAS.
Tim penulis sangat optimis bahwa kegiatan ini akan
mencapai tujuan. Karena syarat-syarat dan hal-hal yang mendukung acara ini
secara garis besar telah terpenuhi. Selain itu,
pihak-pihak yang ikut berpartisipasi juga dirasa mudah untuk diajak untuk ikut
dalam acara ini, diantaranya pihak LAPAS, mahasiswa dari berbagai universitas,
instasi-instasi pemerintah, media cetak dan elektronik, serta masyarakat.
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Lembaga pemasyarakatan atau yang lebih dikenal masyarakat
dengan istilah LAPAS adalah suatu tempat yang dijadikan wadah untuk melakukan
pembinaan terhadap orang-orang yang terlibat hukum pidana dan hukum perdata di
Indonesia. Orang-orang yang mendapat binaan di LAPAS biasa disapa dengan WBP
(Warga Binaan Pemasyarakatan). Sebelum dikenal dengan istilah LAPAS,
tempat tersebut disebut dengan “penjara”. Lembaga
Pemasyarakatan merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Departemen
Kehakiman). Konsep pemasyarakatan pertama kali digagas oleh Menteri Kehakiman
Sahardjo pada tahun 1962, dimana disebutkan bahwa tugas jawatan kepenjaraan
bukan hanya melaksanakan hukuman, namun ada tugas yang lebih berat yakni
mengembalikan orang-orang yang dijatuhi pidana ke lingkungan masyarakat.
Namun yang sering terjadi adalah tidak
sedikit dari mereka orang-orang yang
pernah melanggar hukum dan dibina di LAPAS mendapat perlakuan
yang kurang baik seperti pandangan yang merendahkan, dijauhi, bahkan
ditakuti dan tidak dipercaya untuk melakukan sebuah pekerjaan setelah meraka
kembali ke lingkungan masyarakat. Perlakuan-perlakuan seperti inilah yang membuat para WBP
merasa takut dan tidak percaya diri untuk terjun kembali ke lingkungan
masyarakat. Mereka merasa rendah diri dan menghindar untuk berinteraksi dengan
masyarakat lainnya.
Pihak LAPAS selalu berupaya untuk membuat kehidupan di
dalam LAPAS tidak jauh berbeda dengan kehidupan masyarakat di luar. Hal yang membedakannya adalah mereka tidak bisa
leluasa dan bebas untuk melakukan rutinitas seperti layaknya kehidupan
masyarakat pada umumnya karena ruang geraknya dibatasi. Kegiatan WBP di LAPAS
telah terjadwal dan terkonsep agar mereka dibiasakan untuk disiplin dan mengikuti aturan.
Bahkan menurut penulis sendiri yang telah melihat secara langsung kegiatan di
LAPAS, beranggapan bahwa
LAPAS itu lebih terlihat seperti sebuah kampung daripada sebuah tempat yang
mengerikan.
Di dalam LAPAS itu sendiri WBP dibina dan diberikan
arahan serta bekal untuk terjun ke lingkungan masyarakat lagi setelah masa
tahanannya berakhir dengan hal-hal yang bermanfaat. WBP diberikan pemahaman-pemahaman
bahwa
apa yang mereka lakukan selama ini sudah keluar dari tatanan norma yang
berlaku, selain itu menumbuhkan jiwa nasionalisme bagi para WBP juga sangat ditekankan
dengan tujuan agar mereka lebih mencintai tanah air dan mengarahkan mereka ke arah yang lebih positif lagi, baik dari segi agama, norma, maupun hukum yang
berlaku.
Kegiatan-kegiatan sehari-hari
yang dilakukan WBP di LAPAS sangat beragam
dan pastinya semua itu bermaksud untuk mewujudkan tujuan dari pembinaan tersebut. Dalam bidang agama, WBP dibiasakan untuk melakukan sholat
berjamaah serta adanya pengajian bersama bagi WBP muslim, begitu juga dengan kegiatan kerohanian agama
yang lainnya. Tidak hanya dalam bidang agama, tetapi dalam sosial, seni dan budaya pun mempunyai
kegiatan yang sangat beragam.
Para WBP diberikan kesempatan untuk mengembangkan minat
dan bakat mereka dengan adanya pelatihan-pelatihan. Pelatihan yang diberikan diharapkan
dapat
bermanfaat dan bernilai ekonomis, sehingga nantinya setelah mereka
bebas mereka dapat dengan
mudah untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri agar lebih mandiri. Hal ini dilakukan karena
sama halnya dengan yang telah disebutkan diatas
bahwa sebagian besar masyarakat sulit untuk menerima
keberadaan mantan WBP di tengah-tengah mereka. Sehingga kemungkinan mereka akan diterima bekerja atau dipercaya
untuk suatu jabatan sangatlah kecil. Oleh sebab itu, peru diberikan
bekal keahlian agar mereka dapat lebih mandiri.
Sarana dan
prasarana yang mendukung untuk semua kegiatan yang dilaksanakan di
dalam lapas sangat lengkap
dan memadai sehingga para
WBP dapat mengembangkan ide dan
kreatifitas mereka dengan leluasa. Banyak hal-hal yang tak terduga bisa mereka
lakukan dan ciptakan. Hal ini terjadi karena mereka mempunyai semangat tinggi
untuk melakukan hal yang lebih baik, mereka berusaha untuk bisa diakui oleh
masyarakat dan mereka ingin mempunyai sesuatu hal yang bisa dibanggakan setelah mereka keluar nanti.
Selain itu, LAPAS juga mempunyai rumah pintar untuk melakukan PKBM (Proses Kegiatan
Belajar Mengajar) yang didirikan untuk para WBP yang tingkat pendidikannya
masih belum mencapai SMA. Para WBP bisa mengikuti ujian paket A, paket B, hingga paket C dan nantinya mereka juga dapat memiliki ijazah setara ijazah SMA. Sehingga
diharapkan dengan ijazah tersebut mereka dapat mencari pekerjaan yang layak di lingkungan masyarakat
nantinya.
Di rumah pintar ini juga, WBP dilatih untuk membuat
segala macam kreatifitas yang menghasilkan berbagai karya yang memiliki
nilai. Karya yang dihasilkan seperti
aksesoris, berbagai macam miniatur, serta mainan kapal dari hasil pengelasan.
Sebagian besar bahan yang digunakan untuk membuat karya-karya ini merupakan
bahan recycle (barang daur
ulang) dan sebagiannya lagi bahan yang mereka dapatkan
dibiayai oleh pihak LAPAS. Karya yang dihasilkan juga tidak kalah kualitasnya
dengan karya yang dihasilkan oleh masyarakat luar kebanyakan.
Namun kenyataannya, banyak dari masyarakat luar yang
tidak mengetahui kreativitas, semangat, dan perjuangan serta pengorbanan dari
para WBP untuk menjadi lebih baik. Masih banyak opini yang berkembang di masyarakat bahwa mereka yang pernah
menjadi WBP tidak layak untuk berbaur dengan masyarakat
luar kembali. Oleh sebab itu, untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap WBP
perlu diadakannya sebuah pameran pendidikan seni dan budaya, agar masyarakat luar
tidak lagi memandang negatif dan sebelah mata terhadap mereka.
2.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari kegiatan yang akan dilakukan
ini adalah perlunya merubah pandangan dari masayarakat terhadap para warga
binaan pemasyarakatan, dalam hal ini tim peneliti akan melaksanakan pameran
pendidikan seni dan budaya yang akan dilakukan di dalam LAPAS
dan akan mengundang berbagai pihak dan terbuka juga untuk
umum.
3.
TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan dengan diadakannya acara pameran pendidikan seni dan budaya
adalah untuk mengubah pandangan masyarakat selama ini, sehingga nantinya saat
WBP kembali ke lingkungan masyarakat dapat diterima layaknya manusia biasa, tidak lagi diasingkan.
Selain itu manfaatnya adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri dari para WBP
sehingga mereka termotivasi untuk terus melakukan perubahan ke arah positif karena mereka
telah membayangkan bahwa mereka nantinya tidak akan diasingkan dan bisa
diterima oleh masyarakat luar.
GAGASAN
1.
KONDISI KEKINIAN PENCETUS GAGASAN
Kondisi
di dalam LAPAS saat ini tidak berbeda jauh dengan kondisi di
luar. Di dalam lingkungan LAPAS kami juga melihat banyak kegiatan yang dilakukan
oleh para WBP sama seperti
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat luar. Semua kegiatan yang mereka
jalankan telah terjadwal, seperti upacara
bendera, gotong royong dan sholat berjamaah. Mereka juga melakukan kegiatan yang
memang ingin mereka tekuni dan pelajari
sesuai dengan minat bakatnya seperti :
berkebun, membuat karajinan dari bahan-bahan bekas, menyulam dan menjahit (bagi
WBP perempuan) serta belajar untuk mengikuti ujian paket. Selain itu juga kegiatan yang menjadi
hiburan bagi mereka seperti olahraga bulu tangkis, futsal, tenis meja, membentuk grup musik, grup
drama, grup tari, dan lain-lain (hasil observasi 02 januari 2014).
Tetapi sebagian besar para WBP masih merasa takut dan merasa
kurang percaya diri untuk kembali ke lingkungan masyarakat setelah masa
tahanannya berakhir. Mereka selalu dihantui dengan pemikiran-pemikiran bahwa
nantinya mereka akan diasingkan, dipandang sebelah mata, tidak diakui dan
mungkin akan diperlakukan dengan tidak adil setelah mereka keluar nanti. Dan
hal itu semakin membuat mereka berlarut-larut dan berhenti dalam keputus asaan
mereka serta
banyak dari mereka yang tidak melakukan apapun untuk merubah hal itu. Hal
ini dikarena mereka masih memiliki opini bahwa apapun yang mereka lakukan tidak akan
merubah pandangan masyarakat terhadap mereka dan mereka akan tetap dinilai
sebagai sampah masyarakat. Walaupun sebagian dari mereka ada yang optimis bahwa
mereka bisa diterima masyarakat asalkan mereka mengikuti arahan dari pihak
LAPAS dengan tekun mengikuti program-program yang dijalankan pihak LAPAS (Hasil
wawancara 02 januari 2014).
Hubungan antar para WBP atau antara WBP dan petugas LAPAS
juga sangat baik, mereka seperti keluarga besar, saling menghormati dan rukun
dibawah peraturan yang ada disana, karena mereka merasa senasib sepenanggungan,
mereka saling mengenal dan saling membutuhkan. Kebanyakan dari WBP tidak yakin
akan bisa memiliki hubungan yang baik juga dengan masyarakat setelah dia
terbebas, karena dia merasa belum tentu bisa diterima di tengah-tengah
masyarakat. Namun
tidak dapat
dipungkiri, mereka pasti ingin berkumpul dengan keluarga mereka (Hasil
wawancara dan observasi 02 januari 2014).
Untuk itu, kami tim peneliti ingin membantu mereka untuk
mengaktualisasikan diri mereka, percaya diri, lebih termotivasi dan pastinya
bisa hidup di tengah-tengah masyarakat setelah masa pidananya selesai.
Diharapkan dengan adanya acara pameran pendidikan seni dan budaya di dalam LAPAS,
dapat
merubah opini masyarakat tentang WBP. Bahwa dulunya mereka memang pernah
melakukan kesalahan dan mereka menyadari hal itu dan ingin merubahnya. Setiap
manusia dapat
melakukan kesalahan, tetapi setiap manusia juga punya hak untuk mendapatkan
kesempatan memperbaiki semuanya.
2.
SOLUSI YANG PERNAH DITERAPKAN SEBELUMNYA
Solusi untuk mengatasi permasalahan ini seharusnya
dilakukan oleh pihak BAPAS (Balai Pemasyarakatan). BAPAS (Balai Pemasyarakatan)
adalah pranata untuk melaksanakan bimbingan kemasyarakatan. Sesuai dengan
Undang-Undang no 12 tahun 1995 tugas pembimbing kemasyarakatan tercantum dalam
pasal 2 ayat 1 Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.01-PK.10 tahun 1998, salah
satunya ialah bimbingan kerja bagi klien pemasyarakatan. Terutama dengan tujuan
pemidanaan diberikan bekal dengan cara mengikuti pelaksanaan kegiatan kerja.
Dalam pelaksanaan kerja tersebut di dalam tubuh BAPAS mengalami kendala
internal dan eksternal. Untuk itulah, kami berinisiatif dan termotivasi untuk
ikut membantu BAPAS dalam mengoptimalisasikan usaha yang dilakukan oleh BAPAS.
Pembimbingan WBP dilakukan di dalam LAPAS dilaksanakan
oleh pihak LAPAS dan pembinaan di luar LAPAS menjadi tugas dan tanggung jawab
dari BAPAS. Karena tujuan akhir dari sistem pemasyarakatan adalah bersatunya
kembali klien Pemasyarakatan dengan masyarakat, sebagai warga negara yang baik
dan bertanggung jawab, sehingga keberadaan mantan warga binaan pemasyarakatan
di masyarakat nantinya diharapkan mau dan mampu untuk ikut membangun
masyarakat dan bukan dan sebaliknya
justru menghambat dalam pembangunan. Dan jelaslah baghwa tugas dari BAPAS
adalah untuk memastikan bahwa keberadaan mantan pemasyarakatan ataupun yang
mendapatkan pembebasan bersyarat dapat diterima.
Sebelumnya sudah pernah dilakukan penyuluhan-penyuluhan
kepada masyarakat tentang hal ini. Namun hanya sebagian kecil yang tersentuh
oleh usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak BAPAS. Sehingga opini atau persepsi
masyarakat sampai saat sekarang ini masih banyak belum berubah. Sedangkan pihak
LAPAS sudah berupaya untuk selalu menumbuhkan kepercayaan diri dan motivasi
dari para WBP dengan melakukan acara-acara keagamaan, keterampilan dan
pembinaan kepribadian serta terus mengembangkan program-program yang mendukung
tujuan pembinaan di dalam LAPAS. Tapi jika tidak dilakukan upaya di luar
lingkungan LAPAS oleh BAPAS, maka masyarakat tidak akan tahu. Sehingga upaya
yang dilakukan terkesan hanya sebelah pihak, sedangkan masyarakat tetap saja
tidak mengetahui apa saja hal-hal positif yang ada di dalam LAPAS.
Jadi disini kami hanya ingin membantu tugas dari pihak
BAPAS. Agar usaha yang dilakukan oleh BAPAS lebih optimal dan dapat menjangkau
seluruh lapisan masyarakat dan dapat mengubah opini masyarakat.
3.
SEBERAPA JAUH KONDISI KEKINIAN DAPAT DIPERBAIKI MELALUI
GAGASAN
Dengan diadakannya acara pameran pendidikan seni dan budaya
dengan mengundang masyarakat secara langsung ke LAPAS untuk melihat hasil
prakarya dan keativitas dari para WBP serta antusias dan semangat dari para WBP
untuk dapat diakui oleh masyarakat umum. Maka opini atau pandangan masyarakat
selama ini dapat diubah. Masyarakat
nantinya akan dengan besar hati menerima orang-orang yang pernah menjadi WBP sebagai
bagian dari mereka, tidak lagi meremehkan dan selalu menuding mantan WBP akan
tetap jahat dan melakukan tindak kriminal. Masyarakat
akan melihat bahwa para WBP ternyata dapat melakukan hal yang berguna dan menciptakan suatu kreativitas dan
tidak kalah dengan mereka yang di luar
LAPAS.
Kondisi saat ini yang telah dipaparkan sebelumnya pasti
akan berubah dengan adanya acara pameran pendidikan seni dan budaya ini.
Masyarakat akan mulai memberikan tempat bagi para mantan WBP setelah mereka
keluar nanti. Dan apa yang selama ini ditakuti oleh para WBP dan masyarakat
akan hilang.
Seberapa jauh perubahan itu akan terjadi, tentunya harus
kita nilai dan ukur. Untuk itu tim penulis akan membuat angket yang akan diisi
oleh para pengunjung pameran mengenai apa yang mereka rasakan dan pikirkan
setelah melihat acara pameran ini. Angket terdapat dalam lampiran.
Tim penulis sangat optimis bahwa kegiatan ini akan
mencapai tujuan. Karena syarat-syarat dan hal-hal yang mendukung acara ini
secara garis besar telah terpenuhi. Dan kita semua melalui acara pameran pendidikan
seni dan budaya ini dapat merubah pandangan masyarakat saat ini serta kita semua secara bersama-sama memberikan semangat dan
harapan bagi para WBP untuk terus melakukan perubahan yang lebih baik lagi.
Seperti mengatakan kepada WBP bahwa masyarakat telah memberikan kesempatan dan
jalan bagi mereka untuk bisa kembali di tengah-tengah masyarakat.
4.
PIHAK-PIHAK YANG IKUT BERPARTISIPASI
Kegiatan pameran ini tentunya tidak akan terselenggara
jika tidak ada pihak yang mendukung dan ikut berpartisipasi. Tim peneliti
mempertimbangkan untuk mengajak beberapa pihak untuk ikut berpartisipasi,
diantaranya :
1)
Pihak LAPAS
Tentunya inti dari acara ini adalah dari pihak LAPAS
sendiri, baik itu dari WBP-nya, maupun dari petugas-petugas di LAPAS. WBP akan
menampilkan kreativitas mereka, mengaktualisasikan diri mereka. Mereka akan menunjukkan bakat mereka (menyanyi,
menari, drama, olahraga), dan bisa juga menampilkan hasil karya mereka
(lukisan, panjangan, souvenir, benda-benda bernilai ekonomis) yang tentunya
berasal dari bahan-bahan bekas dan dengan kreativitas mereka bisa disulap
menjadi sesuatu yang berguna dan menarik.
Partisipasi dari petugas LAPAS berupa menyediakan
kenyamanan dan keamanan bagi para pengunjung serta memastikan acara sesuai
dengan rencana dan mengikuti prosedur yang berlaku di LAPAS.
2)
Mahasiswa dari berbagai Universitas
Kontribusi dari mahasiswa akan sangat besar pengaruhnya
bagi terselenggaranya acara pameran pendidikan seni dan budaya yang akan
dilaksanakan di LAPAS ini.
Mahasiswa sebagai generasi harapan bangsa diharapkan mempunyai opini yang baik tentang WBP dan pembinaan di LAPAS, sehingga
nantinya mahasiswa dapat menyampaikannya kepada khalayak ramai. Pada acara ini juga akan turut mengundang mahasiswa
dari seluruh Universitas di Batam. Agar nantinya mahasiswalah yang akan
melakukan sosialisasi yang lebih luas kepada masyarakat.
Selain itu, dari para mahasiswa
juga diharapkan kontribusintya dalam mengumpulkan
bahan-bahan bekas yang masih bisa disumbangkan ke pihak LAPAS dan nantinya akan diolah dan
diubah oleh WBP menjadi barang-barang yang bernilai ekonomis.
3)
Instansi-Instansi Pemerintahan
Dalam acara pameran pendidikan seni dan budaya ini kita
akan turut mengundang instansi-instansi pemerintah seperti Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau, Pemerintah Kota Batam, Pemerintah Tingkat Kecamatan, Dinas Pendidikan,
Dinas ketenagakerjaan, dan lain-lain. Dengan hadirnya instansi-instansi
pemerintah tentu akan meningkatkan antusias dari masyarakat untuk turut hadir
dalam acara pameran, selain itu akan memacu semangat dari para WBP, sehingga timbul kebanggaan dalam diri mereka karena akan
disaksikan oleh instansi pemerintahan.
4)
Media cetak dan elektornik
Tentunya apabila kita hanya melakukan pameran di dalam LAPAS, belum tentu
semua lapisan masyarakat dapat hadir dan menyaksikan sendiri bagaimana keadaan
dan kondisi di dalam LAPAS. Tetapi jika kita ikut menyertakan pihak media cetak dan
elektronik, tentu acara yang akan dilaksanakan ini akan mempunyai cakupan yang
luas dan diharapkan bisa menjangkau setiap lapisan masyarakat. Liputan dari
acara TV lokal seperti BATAM TV juga akan sangat berguna. Selain itu, media cetak juga tidak
kalah pentingnya seperti surat kabar atau majalah. Jadi bagi
masyarakat luar yang tidak dapat hadir dan menyaksikan langsung atau bahkan tidak sempat menyaksikan acara di televisi bdapat membayangkan dan mendeskripsikan keadaan di LAPAS
berdasarkan artikel yang dimuat di surat kabar.
Sehingga cakupan atau jangkauan dari sosialisasi yang
coba kita lakukan ini lebih luas dan hendaknya dapat menjangkau ke seluruh
lapisan masyarakat.
5)
Masyarakat
Partisipasi
masyarakat juga sangat dibutuhkan demi terselenggaranya
acara pameran pendidikan seni dan budaya yang akan dilaksanakan di LAPAS IIA
BATAM ini. Masyarakat sekitar LAPAS juga dapat ikut berpartisipasi dalam mengumpulkan bahan-bahan daur
ulang (recyle).
Partisipasi masyarakat dapat kita terima dengan melakukan penyuluhan ke RT atau RW setempat.
5.
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS UNTUK MENCAPAI TUJUAN
Sebuah acara tentunya tidak
akan berhasil tanpa sebuah perencanaan dan langkah-langkah strategis yang
nantinya akan sangat berperan dalam kebehasilan acara tersebut. Berikut
langkah-langkah untuk mencapai tujuan dari acara pemeran pendidikan seni dan
budaya :
1)
Sosialisasi
sekaligus promosi ke universitas-universitas yang ada di kota Batam.
Sosialisasi bisa dilakukan dengan menghubungi organisasi-organisasi yang ada di universitas tersebut
dan meminta partisipasinya untuk ikut mengumpulkan dan menyumbangkan
bahan-bahan yang sudah tidak terpakai recyle yang nantinya akan diubah dan
diolah oleh WBP kreatif menjadi barang yang bernilai seni dan ekonomi.
2)
Menyerahkan bahan-bahan
recycle kepada pihak LAPAS yang nantinya akan mengolah bahan-bahan tersebut
3)
Proses pembuatan
benda yang akan dijadikan barang pameran oleh para WBP yang dibuat dari bahan
recycle yang telah dikumpulkan.
4)
Menyerbarkan
undangan ke instansi-instansi pemerintah, masyarakat yang ada di sekitar LAPAS
ataupun organisasi-organisasi yang tidak terikat pemerintahan.
5)
Meminta partisipasi
dan mengundang media elektronik seperti jaringan televisi lokal BATAM TV, dan
juga media cetak untuk nantinya meliput acara persiapan acara sampai ke acara
puncaknya.
6)
Melakukan persiapan
seperti dekorasi pentas dan penataan untuk pameran.
7)
Melakukan geladi
resik sebelum acara.
8)
Acara inti
KESIMPULAN
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, gagasan pameran
pendidikan seni dan budaya dilakukan atas dasar nilai-nilai kemanusiaan, nilai
estetika, nilai moral, nilai ekonomis, dan psikologis yang akan saling
bersangkutan dan saling mendukung. Kita akan menampilkan kreativitas dari para
WBP serta memperlihatkan
dan mengekspos semangat mereka untuk dapat diakui keberadaannya di tengah-tengah masyarakat.
Dari acara yang dilakukan ini
diharapkan kita mampu mengubah pandangan dan opini masyarakat selama ini
tentang kehidupan di dalam LAPAS. Opini tentang WBP bahwa
mereka akan tetap melakukan tindak kriminal ataupun hal
yang merugikan masyarakat jika telah melewati masa pidananya. Opini yang menyatakan bahwa sekali jahat tetap akan
jahat. Oleh sebab itu dengan acara ini akan dibuktikan semua bahwa
hal tersebut tidak benar adanya. WBP juga berhak untuk mendapat
kesempatan dan melakukan perubahan serta hidup bersama keluarganya dengan layak setelah keluar
dari LAPAS. Alhasil, semua anggapan buruk masyarakat selama ini dapat diminimalisir
atau dimusnahkan.
Sangat besar kemungkinan tujuan diadakan acara ini akan
tercapai. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme para WBP dalam menyambut acara ini dan
dukungan penuh dari pihak LAPAS serta sarana dan prasana yang tersedia. Selain
itu beruntung dengan adanya
siaran televisi lokal Kota Batam sehingga
berita tentang sosialisasi WBP kepada masyarakat luar akan mencakup semua lapisan masyarakat dan ini merupakan
poin yang sangat berpengaruh
besaar dalam pencapaian tujuan kita.
Dengan acara pameran pendidikan seni dan budaya inilah
kita akan membuat pemahaman baru tentang memberikan kesempatan kepada mereka
yang dalam hidupnya pernah melakukan kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Serta meningkatkan persatuan dan kesatuan kita sebagai rakyat dan bangsa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
ESTIMASI BIAYA KEGIATAN
Sumber Dana : DIKTI
Jumlah Dana : Rp 3.000.000,00
Rincian estimasi
biaya kegiatan :
1. Modal
(barang bekas dan baru) :
Rp 500.000,00
2. Transportasi
(Desember – Maret untuk 10 orang) :
Rp 1.000.000,00
3. Pembuatan
Spanduk (1 buah) :
Rp 200.000,00
4. Sosialisasi
Pameran (1 kali) :
Rp 100.000,00
5. Potongan
DIKTI (15%) :
Rp 450.000,00
6. Potongan
LPPM (10%) :
Rp 300.000,00
7. Biaya
tak terduga :
Rp 450.000,00
Jumlah
:
Rp 3.000.000,00
Lampiran 2
AGENDA KEGIATAN PAMERAN
Lampiran 3
ANGKET PENILAIAN PENGUNJUNG
PAMERAN PENDIDIKAN SENI DAN BUDAYA DI LAPAS IIA BARELANG
Nama :..........................................................
Pekerjaan :..........................................................
Jawablah
pertanyaa berikut ini sesuai dengan yang anda pikirkan dan rasakan !
1. Apa
pikiran anda pertama sekali ketika mendengar kata “LAPAS” ?
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
2. Bagaimana
perasaan anda sebelum memasuki LAPAS untuk melihat pameran ini ?
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
3. Bagaimana
perasaan anda setelah memasuki LAPAS dan melihat langsung keadaan di dalam
LAPAS ?
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
4. Apa
saran dan ide anda setelah melihat pameran ini ?
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
5. Apakah
menurut anda pameran ini akan dapat merubah persepsi masyarakat tentang LAPAS ?
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Batam,..../..../2014,
(.................................)
Lampiran 4
BIODATA TIM PENYUSUN
1. Ketua
Tim
Nama : Nurul
Nadia
Tempat, tanggal lahir : Malaysia, 7 November 1992
Alamat : Kawasan
Industri Sekupang
Fakultas : Keguruan
dan Ilmu Pendidikan
Jurusan : Pendidikan
Matematika
Tahun akademik : 2011/2012
2. Anggota
pertama
Nama : Syarifah
Rianti Syahnaz
Tempat, tanggal lahir : Ambon, 5 Juli 1993
Alamat : Tiban Lama
RT 01 RW 02 No 15
Fakultas : Keguruan
dan Ilmu Pendidikan
Jurusan : Pendidikan
Matematika
Tahun akademik : 2011/2012
3. Anggota
kedua
Nama : Reza
Bagindo
Tempat, tanggal lahir : Batam, 17 September 1995
Alamat : Seraya
Atas RT 01 RW V No 263
Fakultas : Keguruan
dan Ilmu Pendidikan
Jurusan : Pendidikan
Matematika
Tahun akademik : 2013/2014
4. Anggota
ketiga
Nama : Astri
Yaniwati
Tempat, tanggal lahir : Batam, 27 April 1995
Alamat : Kav. Sei
Tering Blok B1 No 90 RT 002
RW 019
Fakultas : Keguruan
dan Ilmu Pendidikan
Jurusan : Pendidikan
Matematika
Tahun akademik : 2013/2014
5. Anggota
keempat
Nama : Rengga
Rachman Saputra
Tempat, tanggal lahir : Magetan, 28 Januari 1994
Alamat : Perum.
Taman Lestari Blok B5 No 03
Fakultas : Keguruan
dan Ilmu Pendidikan
Jurusan : Pendidikan
Matematika
Tahun akademik : 2013/2014
Lampiran 5
SUSUNAN ORGANISASI
Lampiran 6
SURAT PERNYATAAN KETUA TIM
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Nurul Nadia
NIM :
11.05.0.098
Program
Studi :
Pendidikan Matematika
Fakultas :
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan
ini menyatakan bahwa PKM-Gagasan Tertulis saya dengan judul :
USULAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PAMERAN PENDIDIKAN SENI DAN BUDAYA DI LAPAS II A
BATAM
yang
diusulkan untuk tahun anggaran 2014 bersifat
original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana
dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian
pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Batam,
20 Maret 2014
Mengetahui,
Yang Menyatakan,
Pembantu
Rektor/Ketua
Bidang
kemahasiswaan,
(Dahrul Aman
Harahap, S.Pt, MM) ( Nurul Nadia )
NIP.
1015098303 NIM. 11.05.0.098
|
Rabu, 16 September 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar